Di suatu pagi saya
mendengar ibu yang mengeluhkan pada tetangganya mengenai anaknya yang sangat
susah sekali mengerjakan soal Matematika. Lalu dalam perbincangan tersebut sang
ibu lainnya juga mengeluhkan anaknya yang kerap menjaili atau mengganggu
adiknya, sehingga satu hari rumah jadi berantakan dan ia pun mengeluhkan rasa
capek karena harus bersih-bersih rumah. Ada pula yang tanpa sadar beberapa kali
kedapatan menceritakan bahwa anaknya nakal, tak mau diatur, belum bisa ini,
belum bisa itu. Hal ini terus berlangsung berulang-ulang.
Barangkali maksud sang
ibu hanya sekedar sharing dan mencari solusi. Jika tujuannya mencari
solusi atas permasalahan yang tengah dihadapi bukankah sebaiknya berkonsultasi
pada yang ahlinya.
Yang dikhawatirkan, hal
ini malah membuat kita terjebak dengan ber-su'udzon pada sang buah hati. Sikap
su'udzon itu jika terus dibiarkan bisa saja merambat menjadi su'udzon pada Sang
Penciptanya. Bagaimana mungkin ibu menjadi seorang guru kehidupan bagi anaknya,
jika sang guru sendiri tak percaya dengan kemampuananaknya.
Ibu tersebut lupa bahwa setiap manusia yang diciptakan Allah Swt. adalah masterpiece. Setiap anak memiliki perbedaan dan keunikan satu sama lain bahkan anak kembar siam sekalipun. Ibu adalah madrasah bagi anaknya.
Ibu tersebut lupa bahwa setiap manusia yang diciptakan Allah Swt. adalah masterpiece. Setiap anak memiliki perbedaan dan keunikan satu sama lain bahkan anak kembar siam sekalipun. Ibu adalah madrasah bagi anaknya.
Allah Swt. menurunkan
ayat-Nya bahwa manusia diciptakan dengan sebaik baiknya bentuk.
“Sesungguhnya Kami
telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya,” (QS At-Tin 95:4).
Manusia turun ke bumi
manusia lebih mulia dari malaikat sekalipun.
"Dan ingatlah
ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat, 'Sesungguhnya, aku akan menciptakan
seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal ) dari lumpurhitam yang
diberi bentuk. Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah
meniupkan kedalamnya ruh (ciptaan)-KU, maka tunduklah kamu kepadanya dengan
bersujud" (QS. Al Hijr: 28-
29).
Manusia telah diangkat derajatnya
oleh Allah, sampai seluruh malaikat pun diperintahkan untuk bersujud. Namun
sayangnya ada manusia yang merendahkan derajatnya sendiri. Maka yang akan
diangkat derajatnya adalah manusia yang bertaqwa.
Tentulah kita
menginginkan anak kita memiliki derajat yang tinggi di mata Allah dan bertaqwa.
Fitrah manusia adalah
belajar. Pernah kah kita memperhatikan bayi yang baru lahir, jangankan berjalan
mengangkat kepala saja belum bisa. benar benar terkulai lemah. Lalu seminggu
kemudian ia mulai bisa mengangkat kepalanya, kemudian ia belajar duduk,
merangkak, merambat lalu berjalan hingga berlari.
Dalam ilmu komunikasi dikenal istilah Redudansi Komunikasi atau pengulangan dalam mengomunikasikan suatu pesan. Redudansi komunikasi memiliki kekuatan mempengaruhi alam bawah sadar manusia. Saat seorang ibu terus menceritakan kekurangan anaknya, dan saat itu pula anak tersebut mendengar.
Dalam ilmu komunikasi dikenal istilah Redudansi Komunikasi atau pengulangan dalam mengomunikasikan suatu pesan. Redudansi komunikasi memiliki kekuatan mempengaruhi alam bawah sadar manusia. Saat seorang ibu terus menceritakan kekurangan anaknya, dan saat itu pula anak tersebut mendengar.
Maka pesan - pesan yang
ia dengar dari sang ibu bisa mempengaruhi alam bawah sadar sang anak.
Perhatikan saja betapa mudahnya anak kita menghafal lagu- lagu yang setiap pagi
kita putar atau jingle - jingle iklan di televisi . Otak anak bagaikan sponge
yang dapat dengan mudah menyerap informasi apapun yang ia dengar, dan lihat.
“Apapun kata yang
terucapkan pasti disaksikan oleh Raqib dan ‘Atid,” (QS.Qaaf : 18)
Bangkitlah ibu, ikhlaslah
menerima apapun kekurangan anak kita. Segeralah menegakkan kepala. Mari
mengubah kekurangannya menjadi kelebihan. Menutupi kekurangannya dengan
kelebihan. Tak ada manusia yang sempurna. Konsultasikan pada yang dianggap
ahli, bukan malah mengumbar kekurangan anak kita.
Jadilah kamus berjalan bagi anak kita.
Jadilah psikolog langganan buah hati kita.
Jadilah motivator handal untuk anak kita.
Jadilah psikolog langganan buah hati kita.
Jadilah motivator handal untuk anak kita.
Bantulah sang anak
menjadi pribadi yang mulia di mata Allah Swt.
Bismillah semoga kita
selalu diberikan kekuatan oleh Allah menjaga amanahnya.
(Dari berbagai sumber)
Related Posts :
Terima kasih telah berkunjung di blog Kang Guru. Silahkan tinggalkan komentar anda di kotak komentar dan klik suka atau share artikel ini di Facebook, Twitter, maupun Google+1.
0 comments:
Posting Komentar