Beberapa pekan yang lalu salah satu stasiun televisi swasta yang ada di negeri ini menyoroti terkait KECANDUAN GAME ON LINE bagi para anak - anak. Bahkan ada seorang anak di China yang sampai meninggal karena saking lamanya duduk untuk Game On Line. Satgas
Perlindungan Anak (PA) menyororti perosalan kecanduan anak-anak pada
game yang sudah melewati ambang batas. Anak-anak menghabiskan waktunya
berjam-jam dengan game tanpa peduli dengan lingkungannya.
Berbagai
penelitian telah membuktikan bahwa ini dapat merusak sistem saraf otak
anak sehingga dapat menurunkan kecerdasan, konsentrasi, memicu perilaku
agresif, autis dan penyakit lainnya seperti kerusakan mata, obesitas,
gangguan pertumbuhan dan sosial.
"Ini
baru dari aspek anak-anak yang sudah kecanduan game. Pada aspek lain
seperti dampak game pada anak, kita amati banyak kasus yang berawal dari
pengaruh game, seperti anak SD membunuh temannya di Ciracas gara-gara
label geng, SD membacok temannya di Depok, umur 9,10,11 mencabuli anak
umur 6 dan 4 tahun di Padang. Baru-baru ini beberapa anak merampok
karena butuh uang untuk game online, beberapa kasus kekerasan, bullying,
pemerkosaan, pencabulan dan sebagainya dipicu oleh game online," ujar
M. Ihsan Ketua Satgas PA dalam keterangan pers yang disampaikan pada
Rabu (5/9/2012).
Beberapa
media mengangkat fakta game online, khususnya tvone punya bukti dan
fakta tentang kasus anak dipicu oleh game online, tapi pemerintah dan
masyarakat belum tersentak dan seperti tidak ada masalah. Sampai saat
ini anak-anak masih bersembunyi di kamar dengan game nya, orang tua
dengan bangga memberi fasilitas game pada anaknya tanpa kontrol, warnet
penuh dan buka 24 jam bebas diakses oleh anak-anak tanpa ada regulasi
khusus tentang warnet.
"Banyak
penelitian membuktikan bahwa materi game yang diminati anak-anak adalah
kekerasan bercampur dengan pornografi. Materi game yang positif tidak
menarik buat anak-anak," lanjut Ihsan.
Menurut
Ihsan, pemerintah daerah harus menyisir izin warnet dan membatasi jam
operasi serta anak yang boleh masuk warnet, pemerintah dan masyarakat
mengkampanyekan perilaku positif dengan game, bimbingan dan pengawasan
untuk anak-anak di rumah dan lingkungan.
"Juga sampai kebijakan pengaturan warnet dan penjualan materi game serta game online," tandas Ihsan.
Untuk menambah kepercayaan para pembaca bisa membuka info berikut silahkan Klik INFO PENTING.
Untuk menambah kepercayaan para pembaca bisa membuka info berikut silahkan Klik INFO PENTING.
Dikutip dari :
Related Posts :
Terima kasih telah berkunjung di blog Kang Guru. Silahkan tinggalkan komentar anda di kotak komentar dan klik suka atau share artikel ini di Facebook, Twitter, maupun Google+1.
2 comments:
seharusnya pemilik game online disipilin melarang anak sekolah main pada jam sekolah
Itulah yang seharusnya dilakukan bg mereka yg memang punya empati dg generasi penerus ini. Tp ternyata ada malah sebaliknya mrk memanfaatkan ketagihan anak main game dg meraup materi..
Posting Komentar