Secara fitrah hubungan keluarga ( orang tua-anak ) adalah hubungan "terdekat" yang melibatkan emosi terdalam dalam diri manusia. Karenanya posisi orang tua tidal akan pernah tergantikan bagi anak. Dan jika sosok itu hilang maka akan ada sesuatu bagian dari jiwa anak yang kosong. Karenanya faktor kedekatan sangat penting dikembangkan untuk membangun jiwa anak. Mengusahakan selalu mempunyai waktu dengan anak setiap harinya sangatlah penting. Secara teknis Rasulullah SAW memberikan pengarahan mengenai pendidikan terkait cara - cara membangun jiwa anak.
1. Menemani anak
Persahabatan punya pengaruh besar dalam jiwa anak. Teman adalah cermin bagi temannya yang lain. Satu sama lain saling belajar dan mengajar.
2. Menggembirakan hati anak
Anak-anak menyukai kegembiraan. Bahkan orang tua juga ikut merasakan kegembiraan dengan riangnya mereka.
3. Memberi pujian
Pujian mempunyai pengaruh penting dalam diri anak, karena dapat menggerakkan perasaan dan emosinya sehingga dengan cepat memperbaiki kesalahannya. Maka sesering mungkin kita memberikan pujian, bukan kemarahan.
4. Bercanda dan bersenda gurau
Canda dan senda gurau akan membantu perkembangan jiwa anak dan melahirkan potensi yang terpendam.
5. Membangun kepercayaan diri anak
Ini dilakukan dalam bentuk mendukung kekuatan "azam" (tekad/semangat) pada anak misalnya; melatih menjaga rahasia, membiasakan anak berpuasa, membangun kepercayaan sosial, membangun kepercayaan ilmiah (logika), dan membangun jiwa berusaha.
6. Memanggil dengan panggilan yang baik
Setiap orang tua pasti menamakan nama yang indah untuk anaknya. Karena, nama itulah yang akan dipakai seumur hidupnya. Bahkan tidak akan hanya di dunia, kelak pada hari kiamat, nama itu pula yang menjadi panggilan.
Dalam hal ini, Rasululloh SAW bersabda; "Sesungguhnya kalian pada hari kiamat akan dipanggil dengan nama-nama kalian dan bapak kalian, maka baguskanlah nama-nama kalian". (HR. Muslim).
7. Memenuhi keinginan anak
Adakalanya orng tua harus memenuhi permintaan anak. Ini juga merupakan cara efektif untuk menumbuhkan emosinya dan menambat cintanya terhadap orang tua.
8. Bimbingan terus-menerus
Anak, sering salah dan lupa. Dibandingkan semua makhluk lain, masa anak-anak adalah masa paling panjang. Ini semua kehendak Allah, agar cukup sebagai waktu untuk mempersiapakan diri menerima taklif (kewajiban memikul syariat). Thus, orang tua harus secara telaten membimbing anak pada masa kanak-kanak. Ibnu Mas`ud berkata, "Biasakanlah mereka (anak-anak) dengan kebaikan, karena kebaikan itulah yang akan menjadi adat (kebiasaanya).
9. Bertahap dalam pengajaran
Mendidik anak harus dilakukan secara bertahap. Contohnya pada saat mendidik anak untuk shalat. "Perintahkan anakmu untuk shalat ketika berusia tujuh tahun dan pukullah mereka (jika enggan shalat) ketika berumur sepuluh tahun". (HR. Abu Dawud)
10. Imbalan dan ancaman
Cara ini tidak kalah pentingnya dalam membangun jiwa. Rasulullah SAW juga menggunakan cara ini dalam pendidikan. Contohnya untuk membuat anak berbakti kepada orang tua, beliau menyebutnya besarnya pahala berbakti kepada orang tua dan besarnya ancaman bagi mereka yang durhaka kepada orang tua. Tentu dengan bahasa yang kita sampaikan harus tepat dan dengan usianya agak anak-anak lebih paham.
Pada akhirnya untuk mendidik anak, membangun jiwa, diperlukan jiwa yang sholih pula. Kesholihan orang tua ini akan memiliki pengaruh positif terhadap anak-anak. Seperti firman Allah, "Dan orang-orang yang beriman, Kami akan pertemukan keturunan mereka dengan mereka. Dan Kami sedidkitpun tidak akan menyia-nyiakan amal mereka." (QS.Ath Thur, 52:21). Allah akan mengangkat derajat keturunan manusia bersama orang tuanya di surga nanti. Semoga kita termasuk di dalamnya.
Source : Al-Abidin Magazine, Oktober 2010/Dzulqaidah 1431 H
3. Memberi pujian
Pujian mempunyai pengaruh penting dalam diri anak, karena dapat menggerakkan perasaan dan emosinya sehingga dengan cepat memperbaiki kesalahannya. Maka sesering mungkin kita memberikan pujian, bukan kemarahan.
4. Bercanda dan bersenda gurau
Canda dan senda gurau akan membantu perkembangan jiwa anak dan melahirkan potensi yang terpendam.
5. Membangun kepercayaan diri anak
Ini dilakukan dalam bentuk mendukung kekuatan "azam" (tekad/semangat) pada anak misalnya; melatih menjaga rahasia, membiasakan anak berpuasa, membangun kepercayaan sosial, membangun kepercayaan ilmiah (logika), dan membangun jiwa berusaha.
6. Memanggil dengan panggilan yang baik
Setiap orang tua pasti menamakan nama yang indah untuk anaknya. Karena, nama itulah yang akan dipakai seumur hidupnya. Bahkan tidak akan hanya di dunia, kelak pada hari kiamat, nama itu pula yang menjadi panggilan.
Dalam hal ini, Rasululloh SAW bersabda; "Sesungguhnya kalian pada hari kiamat akan dipanggil dengan nama-nama kalian dan bapak kalian, maka baguskanlah nama-nama kalian". (HR. Muslim).
7. Memenuhi keinginan anak
Adakalanya orng tua harus memenuhi permintaan anak. Ini juga merupakan cara efektif untuk menumbuhkan emosinya dan menambat cintanya terhadap orang tua.
8. Bimbingan terus-menerus
Anak, sering salah dan lupa. Dibandingkan semua makhluk lain, masa anak-anak adalah masa paling panjang. Ini semua kehendak Allah, agar cukup sebagai waktu untuk mempersiapakan diri menerima taklif (kewajiban memikul syariat). Thus, orang tua harus secara telaten membimbing anak pada masa kanak-kanak. Ibnu Mas`ud berkata, "Biasakanlah mereka (anak-anak) dengan kebaikan, karena kebaikan itulah yang akan menjadi adat (kebiasaanya).
9. Bertahap dalam pengajaran
Mendidik anak harus dilakukan secara bertahap. Contohnya pada saat mendidik anak untuk shalat. "Perintahkan anakmu untuk shalat ketika berusia tujuh tahun dan pukullah mereka (jika enggan shalat) ketika berumur sepuluh tahun". (HR. Abu Dawud)
10. Imbalan dan ancaman
Cara ini tidak kalah pentingnya dalam membangun jiwa. Rasulullah SAW juga menggunakan cara ini dalam pendidikan. Contohnya untuk membuat anak berbakti kepada orang tua, beliau menyebutnya besarnya pahala berbakti kepada orang tua dan besarnya ancaman bagi mereka yang durhaka kepada orang tua. Tentu dengan bahasa yang kita sampaikan harus tepat dan dengan usianya agak anak-anak lebih paham.
Pada akhirnya untuk mendidik anak, membangun jiwa, diperlukan jiwa yang sholih pula. Kesholihan orang tua ini akan memiliki pengaruh positif terhadap anak-anak. Seperti firman Allah, "Dan orang-orang yang beriman, Kami akan pertemukan keturunan mereka dengan mereka. Dan Kami sedidkitpun tidak akan menyia-nyiakan amal mereka." (QS.Ath Thur, 52:21). Allah akan mengangkat derajat keturunan manusia bersama orang tuanya di surga nanti. Semoga kita termasuk di dalamnya.
Source : Al-Abidin Magazine, Oktober 2010/Dzulqaidah 1431 H
Related Posts :
Terima kasih telah berkunjung di blog Kang Guru. Silahkan tinggalkan komentar anda di kotak komentar dan klik suka atau share artikel ini di Facebook, Twitter, maupun Google+1.
2 comments:
Semoga kita sbg org tua mampu menjaga amanah dr Allah, yaitu mereka anak kita, mrk adl investasi..
Anak selain Amanah dari Allah SWT, juga merupakan investasi masa depan. Harus disiapkan betul mulai sejak dini.
Posting Komentar