Di
suatu pagi saya mendengar ibu yang mengeluhkan pada tetangganya
mengenai anaknya yang sangat susah sekali makan. Lalu dalam perbincangan
tersebut sang ibu lainnya juga mengeluhkan anaknya yang kerap sangat
doyan susu, sehingga satu hari bisa menghabiskan sekaleng susu dan ia
pun mengeluhkan biaya yang dikeluarkan dalam sebulan untuk membeli susu.
Ada pula yang tanpa sadar beberapa kali kedapatan menceritakan bahwa
anaknya nakal, tak mau diatur, belum bisa ini, belum bisa itu. Hal ini
terus berlangsung berulang-ulang.
Barangkali maksud sang ibu hanya sekedar sharing dan
mencari solusi. Jika tujuannya mencari solusi atas permasalahan yang
tengah dihadapi bukankah sebaiknya berkonsultasi pada yang ahlinya.
Yang
dikhawatirkan, hal ini malah membuat kita terjebak dengan ber-su'udzon
pada sang buah hati. Sikap su'udzon itu jika terus dibiarkan bisa saja
merambat menjadi su'udzon pada Sang Penciptanya. Bagaimana mungkin ibu
menjadi seorang guru kehidupan bagi anaknya, jika sang guru sendiri
tak percaya dengan kemampuan anaknya.
Ibu tersebut lupa bahwa setiap manusia yang diciptakan Allah Swt. adalah masterpiece. Setiap anak memiliki perbedaan dan keunikan satu sama lain bahkan anak kembar siam sekalipun. Ibu adalah madrasah bagi anaknya.
Ibu tersebut lupa bahwa setiap manusia yang diciptakan Allah Swt. adalah masterpiece. Setiap anak memiliki perbedaan dan keunikan satu sama lain bahkan anak kembar siam sekalipun. Ibu adalah madrasah bagi anaknya.
Allah Swt. menurunkan ayat-Nya bahwa manusia diciptakan dengan sebaik baiknya bentuk.
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya,” (QS At-Tin 95:4).
Manusia turun ke bumi manusia lebih mulia dari malaikat sekalipun.
"Dan
ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat, 'Sesungguhnya, aku
akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal )
dari lumpurhitam yang diberi bentuk. Maka apabila Aku telah
menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan kedalamnya ruh
(ciptaan)-KU, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud" (QS. Al Hijr: 28- 29).
Manusia
telah diangkat derajatnya oleh Allah, sampai seluruh malaikat pun
diperintahkan untuk bersujud. Namun sayangnya ada manusia yang
merendahkan derajatnya sendiri. Maka yang akan diangkat derajatnya
adalah manusia yang bertaqwa.
Tentulah kita menginginkan anak kita memiliki derajat yang tinggi di mata Allah dan bertaqwa.
Fitrah
manusia adalah belajar. Pernah kah kita memperhatikan bayi yang baru
lahir, jangankan berjalan mengangkat kepala saja belum bisa. benar
benar terkulai lemah. Lalu seminggu kemudian ia mulai bisa mengangkat
kepalanya, kemudian ia belajar duduk, merangkak, merambat lalu berjalan
hingga berlari.
Dalam ilmu komunikasi dikenal istilah Redudansi Komunikasi atau pengulangan dalam mengomunikasikan suatu pesan. Redudansi komunikasi memiliki kekuatan mempengaruhi alam bawah sadar manusia. Saat seorang ibu terus menceritakan kekurangan anaknya, dan saat itu pula anak tersebut mendengar.
Dalam ilmu komunikasi dikenal istilah Redudansi Komunikasi atau pengulangan dalam mengomunikasikan suatu pesan. Redudansi komunikasi memiliki kekuatan mempengaruhi alam bawah sadar manusia. Saat seorang ibu terus menceritakan kekurangan anaknya, dan saat itu pula anak tersebut mendengar.
Maka
pesan - pesan yang ia dengar dari sang ibu bisa mempengaruhi alam
bawah sadar sang anak. Perhatikan saja betapa mudahnya anak kita
menghafal lagu- lagu yang setiap pagi kita putar atau jingle - jingle
iklan di televisi . Otak anak bagaikan sponge yang dapat dengan mudah menyerap informasi apapun yang ia dengar, dan lihat.
“Apapun kata yang terucapkan pasti disaksikan oleh Raqib dan ‘Atid,” (QS.Qaaf : 18)
Bangkitlah
ibu, ikhlaslah menerima apapun kekurangan anak kita. Segeralah
menegakkan kepala. Mari mengubah kekurangannya menjadi kelebihan.
Menutupi kekurangannya dengan kelebihan. Tak ada manusia yang sempurna.
Konsultasikan pada yang dianggap ahli, bukan malah mengumbar
kekurangan anak kita.
Jadilah kamus berjalan bagi anak kita.
Jadilah psikolog langganan buah hati kita.
Jadilah motivator handal untuk anak kita.
Jadilah psikolog langganan buah hati kita.
Jadilah motivator handal untuk anak kita.
Bantulah sang anak menjadi pribadi yang mulia di mata Allah Swt.
Bismillah semoga kita selalu diberikan kekuatan oleh Allah menjaga amanahnya. (Dari berbagai sumber)
ERAMUSLIM > MUSLIMAH
http://www.eramuslim.com/akhwat/muslimah/yuhyi-lestari-bu-tolong-jangan-katakan-itu.htm
http://www.eramuslim.com/akhwat/muslimah/yuhyi-lestari-bu-tolong-jangan-katakan-itu.htm
Related Posts :
Terima kasih telah berkunjung di blog Kang Guru. Silahkan tinggalkan komentar anda di kotak komentar dan klik suka atau share artikel ini di Facebook, Twitter, maupun Google+1.
0 comments:
Posting Komentar