Dari apapun yang dicontohkan orang tuaku.
Memori yang aku rekam, aku dengar dan aku saksikan tidak akan dengan mudah terhapus.
Dan inilah aku kini...
Produk didikan orang tuaku dulu, dan yang akan aku wariskan kepada anak cucuku nanti.
Aku adalah pribadi yang keras.
Karena aku belajar dari orang tuaku yang tak pernah mau mengalah.
Atau paling tidak memberi sedikit ruang untuk sebuah pengertian.
Yang aku dengar hanya celaan dan bentakan.
Saat keinginan mereka tidak terpenuhi.
Bagiku, tak ada itu istilah mengabdi.
Yang ada bahwa aku haruslah selalu yang terlayani.
Memori yang aku rekam, aku dengar dan aku saksikan tidak akan dengan mudah terhapus.
Dan inilah aku kini...
Produk didikan orang tuaku dulu, dan yang akan aku wariskan kepada anak cucuku nanti.
Aku adalah pribadi yang keras.
Karena aku belajar dari orang tuaku yang tak pernah mau mengalah.
Atau paling tidak memberi sedikit ruang untuk sebuah pengertian.
Yang aku dengar hanya celaan dan bentakan.
Saat keinginan mereka tidak terpenuhi.
Bagiku, tak ada itu istilah mengabdi.
Yang ada bahwa aku haruslah selalu yang terlayani.
Aku kini menjadi pemarah. Aku belajar dari ayah dan ibuku yang pemarah.
Suara mereka lantang saat marah, berharap bisa mengalahkan orang yang mereka benci.
Akupun akhirnya tahu kalau teriakan adalah pelampiasan yang paling bagus saat kita emosi.
Saat mereka marah, mereka memaki. Lalu akupun tahu bahwa ketika marah kita harus memaki.
Tak perduli sopan atau tidak, tapi itulah yang aku ketahui.
Aku kini seorang penakut.
Aku belajar dari ayah ibuku yang selalu ragu dan berkecil hati.
Aku takut mengambil resiko, karena yang aku tahu resiko itu dapat membunuhku.
Akupun jadi pribadi peragu, karena aku tak pernah tahu bagaimana harus mengambil keputusan.
Yang aku mengerti selama ini aku hidup dalam perintah orang tuaku tentang boleh dan tidaknya yang aku lakukan.
Kini aku telah tumbuh dewasa.
Dan, aku juga orang yang ambisius.
Aku terbiasa melihat orang tuaku menghalalkan segala cara demi mendapat yang mereka mau.
Mereka bilang akupun harus begitu.
Jika aku tak mau "memakan",
maka akulah yang akan "dimakan".
Kata mereka itu sama sekali bukan sebuah kesalahan.
Akupun jadi seorang pemaksa.
Aku belajar dari orang tuaku yang selalu memaksakan apapun keinginan Mereka kepadaku.
Mereka selalu bilang, "aku harus selalu menurut".
Bahkan dalam hal yang aku tak suka.
Tak ada komunikasi di rumah kami.
Yang ada, keputusan ayah dan ibu adalah yang paling mutlak yang harus dipatuhi.
Aku adalah pribadi yang sangat tak percaya diri.
Dalam rumah kami, sama sekali tak ada pujian.
Yang ada adalah selalu hadirnya berbagai kesalahan.
Terhadap apapun yang aku lakukan.
Dan baik dan burukku tetap harus selalu jadi gunjingan.
Aku bahkan sampai tak tahu apakah iya aku masih punya kelebihan?
Aku sangat mudah berpikir negatif, selalu dan selalu.
Karena aku belajar dari orang tua yang mudah mengumbar keluhan.
Gampang atau susah, mereka selalu mengeluhkan keadaan.
Dan kini, inilah aku yang tidak bisa mengambil poin positif terhadap apapun yang datang kepadaku.
Orang juga bilang kalau aku egois.
Karena aku tak pernah belajar untuk berbagi.
Setahu aku, milikku hanyalah milikku.
Dan orang lain harus berjuang sendiri.
Ketika mereka ingin juga memiliki hal itu.
Begitulah yang aku pelajari dari orang tuaku.
Kini, aku telah dewasa.
Telah bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah.
Tapi aku tetaplah seorang anak, dan akulah plagiat sejati.
Dari apapun yang dicontohkan orang tuaku.
Memori yang aku rekam, aku dengar dan aku saksikan tidak akan dengan mudah terhapus.
Dan kini... inilah aku,
Produk didikan orang tuaku dulu, dan yang akan aku wariskan kepada anak cucuku nanti.
Suara mereka lantang saat marah, berharap bisa mengalahkan orang yang mereka benci.
Akupun akhirnya tahu kalau teriakan adalah pelampiasan yang paling bagus saat kita emosi.
Saat mereka marah, mereka memaki. Lalu akupun tahu bahwa ketika marah kita harus memaki.
Tak perduli sopan atau tidak, tapi itulah yang aku ketahui.
Aku kini seorang penakut.
Aku belajar dari ayah ibuku yang selalu ragu dan berkecil hati.
Aku takut mengambil resiko, karena yang aku tahu resiko itu dapat membunuhku.
Akupun jadi pribadi peragu, karena aku tak pernah tahu bagaimana harus mengambil keputusan.
Yang aku mengerti selama ini aku hidup dalam perintah orang tuaku tentang boleh dan tidaknya yang aku lakukan.
Kini aku telah tumbuh dewasa.
Dan, aku juga orang yang ambisius.
Aku terbiasa melihat orang tuaku menghalalkan segala cara demi mendapat yang mereka mau.
Mereka bilang akupun harus begitu.
Jika aku tak mau "memakan",
maka akulah yang akan "dimakan".
Kata mereka itu sama sekali bukan sebuah kesalahan.
Akupun jadi seorang pemaksa.
Aku belajar dari orang tuaku yang selalu memaksakan apapun keinginan Mereka kepadaku.
Mereka selalu bilang, "aku harus selalu menurut".
Bahkan dalam hal yang aku tak suka.
Tak ada komunikasi di rumah kami.
Yang ada, keputusan ayah dan ibu adalah yang paling mutlak yang harus dipatuhi.
Aku adalah pribadi yang sangat tak percaya diri.
Dalam rumah kami, sama sekali tak ada pujian.
Yang ada adalah selalu hadirnya berbagai kesalahan.
Terhadap apapun yang aku lakukan.
Dan baik dan burukku tetap harus selalu jadi gunjingan.
Aku bahkan sampai tak tahu apakah iya aku masih punya kelebihan?
Aku sangat mudah berpikir negatif, selalu dan selalu.
Karena aku belajar dari orang tua yang mudah mengumbar keluhan.
Gampang atau susah, mereka selalu mengeluhkan keadaan.
Dan kini, inilah aku yang tidak bisa mengambil poin positif terhadap apapun yang datang kepadaku.
Orang juga bilang kalau aku egois.
Karena aku tak pernah belajar untuk berbagi.
Setahu aku, milikku hanyalah milikku.
Dan orang lain harus berjuang sendiri.
Ketika mereka ingin juga memiliki hal itu.
Begitulah yang aku pelajari dari orang tuaku.
Kini, aku telah dewasa.
Telah bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah.
Tapi aku tetaplah seorang anak, dan akulah plagiat sejati.
Dari apapun yang dicontohkan orang tuaku.
Memori yang aku rekam, aku dengar dan aku saksikan tidak akan dengan mudah terhapus.
Dan kini... inilah aku,
Produk didikan orang tuaku dulu, dan yang akan aku wariskan kepada anak cucuku nanti.
Source : Syahidah/voa-islam.com
Related Posts :
Unique
- BACK TO AL-QUR’AN : MOZART TERNYATA TIDAK MEMBUAT CERDAS !
- Kisah Nyata: Jutawan China Jadi Tukang Sapu Jalan
- Si Kancil Vs Alligator; to help Buffalo
- # Kisah Umar bin Khatab dan Burung Pipit
- Inspiratif_Batu, Kerikil, & Pasir
- MENELADANI CARA MAKAN RASULULLAH SAW
- # Renungan Bagi Para Orang Tua: “Bu, tolong jangan katakan itu…!!”
- Kebenaran Hadits Nabi Terkait Lalat
- Bahasa Inggris Bahasa Yang Nyleneh dan Unik
- How to Make English be More Interesting
Parenting
- 8 Paket Soal Latihan Ujian Tengah Semester Bahasa Inggris
- Parents Gathering 1 Level 5
- Yuk Nominasikan Blog Kang Guru di GURARU Award 2013
- Agenda Kegiatan Kelas 5 Semester 1
- Revisi Jadwal Semester 1 Kelas 5 Al-Qolam
- Hasil Try Out UN Reguler II
- Adakah Triknya Memuji Anak?
- Apa Itu Disleksia?
- # Mengapa Tersenyum Pada Anak Anda Penting?
- # Download TUGAS LIBURAN SIAP UN 2013
- SDII AL-ABIDIN Juara I POP QUIZ at SMP Warga
- Trophy Harapan II SDII AL-ABIDIN di Storytelling Contest
- Akankah Menyebut "Nakal" Lagi Pada Anak Kita?
- Inspiratif_Batu, Kerikil, & Pasir
- # Online Task : Latihan Mid Test I
- # Cara Efektif Membangun Jiwa Anak
- Junk Food Bisa Turunkan IQ Anak
- AWAS...!!! Akibat Buruk Game Online bagi Anak
- # REVISI NILAI MURNI UKK
- # Renungan Bagi Para Orang Tua: “Bu, tolong jangan katakan itu…!!”
- # Nilai Murni Semua Mapel Ammar Class
- # Nilai Murni ENGLISH all of class
- Kisi - Kisi Semua Materi Ujian & Soal Latihan English
- Bahaya Televisi Bagi Anak
Tips
- BACK TO AL-QUR’AN : MOZART TERNYATA TIDAK MEMBUAT CERDAS !
- Cara Mendukung "Kang Guru" di Goesmart
- Adakah Triknya Memuji Anak?
- Daftar Social Bookmark Indonesia Dofollow Terbaik
- # Mengapa Tersenyum Pada Anak Anda Penting?
- Cara Mengkonversi Powerpoint ke flash
- 10 Makanan Paling Bergizi di Dunia
- Mengapa Tidak Boleh Meniup Makanan & Minuman?
- # Cara Efektif Membangun Jiwa Anak
- AWAS...!!! Akibat Buruk Game Online bagi Anak
- MENELADANI CARA MAKAN RASULULLAH SAW
- # 7 Ways to speak English fluently
- Bahaya Televisi Bagi Anak
- Situs Keren Bagi Para Orang Tua
- Dapat Merusak Tubuh dalam Hitungan Menit
- How to Enrich English Vocabulary?
- Cara Jitu Supaya Blog Terindek (Terdeteksi) Google
- Bagaimana Cara Mendapatkan Feed Blog?
- Belajar Minta Maaf Pada Anak
- Some Tips to Make English Club more Interesting
- 7 Ways To Make English Speaking Fluently
- Lebih Mudah Belajar dengan Teknik Mind Mapping

Terima kasih telah berkunjung di blog Kang Guru. Silahkan tinggalkan komentar anda di kotak komentar dan klik suka atau share artikel ini di Facebook, Twitter, maupun Google+1.
0 comments:
Posting Komentar